suaramerahputih.id // TULUNGAGUNG – Sidang kedua perkara dugaan penadah galian C dengan tergugat Suryono, Owner K-Chunk Motor, kembali digelar di Pengadilan Negeri Tulungagung pada Selasa (30/9/2025). Dalam sidang tersebut, pihak penggugat yakni aktivis lingkungan hidup dari Lush Green Indonesia (LGI), Hariyanto, tidak hadir secara langsung dan memberikan kuasa penuh kepada empat penasihat hukumnya.
Keempat penasihat hukum yang ditunjuk antara lain Dwi Indrotito Cahyono, S.H., M.M., Hendro Eko Prastyo, S.H., M.Kn., Mustofa, S.H., serta Irawan Sukma, S.H. Sidang dimulai pukul 13.00 WIB dan berlangsung tertib hingga selesai.
Majelis hakim memutuskan untuk memberikan kesempatan mediasi kepada kedua belah pihak dengan tenggat waktu selama satu bulan (30 hari). Apabila mediasi tidak membuahkan kesepakatan, perkara dengan nomor 86/Pdt.G/2025/PN Tulungagung tersebut akan dilanjutkan ke tahap pokok gugatan.
Usai sidang, kuasa hukum penggugat, Hendro Eko Prastyo, S.H., M.Kn., menyampaikan bahwa pihaknya menduga K-Chunk Motor terlibat dalam kegiatan memanfaatkan, mengelola, dan membeli hasil tambang sebagaimana diatur dalam Pasal 161. Ia juga menegaskan bahwa pihaknya telah mengajukan permohonan peninjauan lapangan kepada Pengadilan Negeri Tulungagung.
“Kami tidak serta merta menghakimi salah satu pihak. Karena itu, kami ajukan peninjauan tempat untuk memperkuat proses persidangan” ujar Hendro.
Sementara itu, kuasa hukum tergugat K-Chunk Motor, Tito Arya, S.H., memberikan pernyataan terkait jalannya sidang. Menurutnya, sidang terpaksa ditunda karena Kepala Desa Keboireng tidak hadir tanpa keterangan.
“Sidang ditunda ke tanggal 11 Oktober 2025. Namun, dalam agenda mediasi disepakati akan digelar pertemuan berikutnya pada Selasa, 7 Oktober 2025” jelas Tito.
Dengan keputusan hakim tersebut, proses hukum masih terbuka lebar melalui jalur mediasi. Hasil pertemuan pada awal Oktober mendatang akan menjadi penentu, apakah kasus ini dapat diselesaikan melalui kesepakatan damai atau harus berlanjut ke pokok perkara. (DN97-Red)
