suaramerahputih.id // Tulungagung – Jurang Senggani di Kecamatan Sendang, Kabupaten Tulungagung, mendadak berubah menjadi panggung penuh tawa dan kehangatan pada Sabtu-Minggu, 6–7 September 2025. Bukan tanpa alasan, sebab tempat wisata bernuansa alam nan sejuk itu menjadi saksi perayaan 1 Tahun Anniversary Tim 4Welas Camp Explorer yang dikemas dalam suasana camping khas mereka: penuh canda, keakraban, dan kebersamaan tanpa batas.

Sejak sore, para anggota tim sudah menancapkan tenda di area camping. Bendera kebersamaan berkibar di tengah suasana hutan pinus yang tenang, meski ketenangan itu langsung “dirusak” oleh gelak tawa khas 4Welas yang seolah tak mengenal tombol pause.
“Kalau nggak ketawa, bukan 4Welas namanya,” seloroh salah satu anggota sambil menyiapkan api unggun.

Malam hari, suhu dingin menusuk tulang khas Jurang Senggani justru jadi bumbu penyedap. Jaket tebal dan selimut tidak mampu menandingi kehangatan canda tawa yang terus bergulir. Saat momen sakral pemotongan tumpeng dimulai, bukan kesunyian yang terdengar, melainkan sorakan riuh seakan potong tumpeng adalah pertandingan final Piala Dunia.

Potongan pertama dibagikan secara meriah, bukan dengan tepuk tangan pelan, tapi dengan gaya khas 4Welas: sambil ketawa ngakak dan komentar spontan yang bikin suasana semakin cair.

Yang unik, setelah acara pemotongan tumpeng, mereka punya tradisi yang sulit ditemui di tempat lain. Sambil menyalakan api unggun, ada ritual khusus: “membakar kayu dan membakar masa lalu.”

Entah siapa yang pertama kali mencetuskan jargon itu, tapi yang jelas tawa semakin pecah ketika minuman khas 4Welas keluar: sprite plus telur bebek kocok dengan pinggul bergoyang. Minuman ini disajikan dengan penuh percaya diri seakan-akan minuman energi kelas dunia.

“Kalau sudah minum ini, main kartu remi makin serius, meski tetap ngakak,” canda Om Ganong yang malam itu berlipat syukurnya karena bersamaan dengan kelahiran putranya.
Tak kalah heboh, para “artis 4Welas” tampil bergantian mengocok perut teman-temannya dengan lawakan spontan. Mas Mul menjadi bintang utama yang tak pernah gagal membuat suasana pecah, disusul Om Aris, Om Rahman, Om Mun, Om Hari, Om Veri, Om Budi, Te Yeni, Om Iksan, hingga Om Malik. Setiap celoteh ringan saja bisa berubah jadi bahan tertawaan, seolah udara dingin sengaja dikalahkan oleh panasnya tawa.

Menjelang larut malam, suasana tak kunjung reda. Malah semakin menjadi-jadi, karena setiap momen selalu punya bahan cerita. Ada yang tertawa sampai jatuh, ada yang pura-pura serius main kartu tapi tetap kebobolan, ada juga yang sibuk menggoda teman yang terlihat kedinginan. Semua larut dalam suasana penuh persaudaraan.

Perayaan ini membuktikan bahwa Tim 4Welas Camp Explorer bukan sekadar komunitas camping, melainkan keluarga besar yang menjadikan kebersamaan sebagai alasan utama mereka terus solid. Gelak tawa yang tercipta bukan sekadar hiburan sesaat, tetapi cerminan keakraban yang tumbuh kuat selama setahun perjalanan mereka.

Jurang Senggani malam itu seakan memberi restu. Bintang-bintang bertaburan di langit, api unggun menyala hangat, dan suara tawa menggema hingga dini hari. Satu tahun berlalu, dan 4Welas membuktikan: selama ada tawa, kebersamaan tidak akan pernah padam. DN97_Red


