Suara Merah Putih News // TULUNGAGUNG – Suasana sakral dan khidmat menyelimuti Desa Segawe, Kecamatan Pagerwojo, Kabupaten Tulungagung pada Selasa (8/7/2025), saat ratusan warga berkumpul dalam rangkaian acara Grebeg Suro. Tradisi tahunan yang kental dengan nilai-nilai budaya dan keagamaan ini dilaksanakan mulai pukul 12.30 WIB hingga selesai, dengan melibatkan seluruh elemen masyarakat desa.
Acara yang dipusatkan di Balai Desa Segawe tersebut dihadiri oleh jajaran Forkopimcam Pagerwojo, PJT Pagerwojo, Kepala Desa Segawe Sukadi beserta seluruh perangkat desa, tokoh masyarakat, serta ratusan warga yang turut antusias mengikuti jalannya prosesi.
Sebanyak 13 tumpeng diarak bersama-sama dari Balai Desa menuju Dam Segawe, sebagai simbol rasa syukur dan doa bersama untuk keselamatan serta kemakmuran desa. Pawai tumpeng ini menjadi puncak acara, yang tidak hanya menjadi daya tarik visual, tetapi juga mencerminkan kebersamaan dan kekompakan masyarakat dalam menjaga tradisi leluhur.
Dalam sambutannya, Kepala Desa Segawe, Sukadi, menyampaikan apresiasi dan ucapan terima kasih kepada seluruh warga yang turut serta dan menjaga kekhidmatan acara ini. Ia menegaskan bahwa Grebeg Suro bukan hanya sekadar ritual seremonial, tetapi merupakan warisan budaya yang sarat makna.
“Grebeg Suro adalah tradisi masyarakat Jawa yang bertepatan dengan Tahun Baru Islam atau 1 Muharram. Tradisi ini merupakan perpaduan antara unsur budaya dan keagamaan, yang dimaknai sebagai ungkapan rasa syukur atas berkah dan perlindungan Tuhan, serta sebagai momentum untuk mempererat persatuan dan kesatuan masyarakat,” ujar Sukadi.
Lebih lanjut, Sukadi menjelaskan bahwa makna dari Grebeg Suro meliputi berbagai aspek penting: sebagai bentuk syukur atas segala nikmat, perayaan tahun baru Islam, pelestarian budaya lokal, wujud kebersamaan dan persatuan antarwarga, serta penghormatan kepada para leluhur yang telah berjasa dalam membangun peradaban desa.
Ia juga menekankan pentingnya menjaga dan melestarikan tradisi ini agar tetap hidup di tengah modernisasi zaman. Menurutnya, nilai-nilai luhur dalam Grebeg Suro adalah identitas budaya yang menjadi pengikat sosial dan spiritual bagi masyarakat.
“Melalui Grebeg Suro, kita diajak untuk kembali merefleksikan hubungan kita dengan Tuhan, sesama, dan alam. Tradisi ini adalah cermin keharmonisan antara budaya dan agama yang telah diwariskan dari generasi ke generasi,” pungkasnya.
Kegiatan berlangsung lancar, khidmat, dan penuh kekeluargaan. Tradisi Grebeg Suro di Desa Segawe menjadi bukti bahwa kearifan lokal masih hidup dan terus dirawat oleh masyarakat, sebagai bentuk penghormatan terhadap warisan leluhur sekaligus penguatan jati diri bangsa.
Pewarta : Munardi5758