Suara Merah Putih News // Tulungagung – Duka mendalam menyelimuti warga Desa Samar, Kecamatan Pagerwojo, Kabupaten Tulungagung. Setelah sempat dinyatakan hilang selama tiga hari akibat terseret air bah di sungai Dusun Sendang Bedog, dua korban yang merupakan ibu dan anak akhirnya ditemukan dalam kondisi tak bernyawa di perairan Bendogrowong, Desa Wonorejo, Kecamatan Pagerwojo.
Korban pertama, Ety Puspitasari (38), seorang petani warga Dusun Sendang Bedog, ditemukan pada Kamis pagi, 22 Mei 2025 pukul 06.30 WIB, sementara anaknya, Najma Herra Ramadhani (7), pelajar SD yang juga warga setempat, baru berhasil ditemukan beberapa jam kemudian, tepatnya pada pukul 16.30 WIB di hari yang sama.
Kronologi Kejadian
Peristiwa memilukan ini terjadi pada Senin, 19 Mei 2025, ketika ibu dan anak tersebut diduga kuat terseret derasnya arus air bah saat melintasi aliran sungai di wilayah Dusun Sendang Bedog. Kedua korban sebelumnya sempat dilaporkan hilang oleh Kepala Desa Samar, Rubik Astono, yang juga menjadi pelapor kejadian.
Upaya pencarian intensif pun dilakukan sejak hari pertama oleh gabungan tim dari Polsek Pagerwojo, BPBD, Basarnas, dan relawan, namun kondisi medan yang cukup sulit serta arus sungai yang kuat membuat pencarian berlangsung cukup lama.
Ditemukan Terpisah di Lokasi yang Sama
Setelah tiga hari pencarian, warga yang sedang berada di sekitar perairan Bendogrowong, Desa Wonorejo, menemukan jasad Ety Puspitasari sekitar pukul 06.30 WIB. Lokasi penemuan berjarak sekitar 11 kilometer dari titik awal korban pertama kali dilaporkan hilang.
Beberapa jam kemudian, tepat pukul 16.30 WIB, jenazah sang anak, Najma Herra Ramadhani, ditemukan tidak jauh dari lokasi penemuan ibunya. Informasi penemuan tersebut segera dilaporkan ke pihak berwenang dan direspons cepat oleh tim evakuasi gabungan.
Tidak Ada Tanda Kekerasan
Jenazah kedua korban langsung dievakuasi ke RSUD dr. Iskak Tulungagung untuk dilakukan pemeriksaan oleh tim medis dan unit INAFIS Polres Tulungagung. Dari hasil pemeriksaan luar dan dalam, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh kedua korban. Hal ini memperkuat dugaan bahwa keduanya meninggal murni akibat terseret arus deras sungai.

Imbauan dan Dukacita dari Pemerintah Desa
Kepala Desa Samar, Rubik Astono, menyampaikan rasa duka yang mendalam kepada keluarga korban dan mengimbau masyarakat untuk lebih berhati-hati, terutama di musim penghujan yang sering memicu bencana hidrometeorologi seperti banjir bandang dan air bah di daerah aliran sungai.
“Ini adalah musibah besar bagi kami di Desa Samar. Kami berharap warga semakin waspada dan menjadikan peristiwa ini sebagai pelajaran agar ke depan tidak terjadi lagi kejadian serupa,” ujar Rubik.
Peristiwa ini menjadi pengingat bahwa potensi bahaya di sekitar lingkungan, terutama terkait bencana alam, perlu diantisipasi dengan kesiapsiagaan yang lebih baik dari seluruh lapisan masyarakat. (DN97-RED)
Pewarta : Munardi5758